Pada Kamis, 26 September 2024 merupakan hari digelarnya  ‘Survival Game Entrepreneur’ untuk angkatan III Mahasantri/wati. Game ini diadakan oleh Coach Hadi Azis Pratama  dalam mata kuliah entrepreneurship. Dalam game ini seluruh mahasantri/wati diberikan satu paket produk dari Cinta Quran Mart, Roteh, dan Dapur Santri sebagai objek game ini.  

 

Setiap mahasantri/wati dilatih untuk mengasah skill entrepreneur dengan langsung terjun menawarkan produk kepada masyarakat yang mereka temui. Mahasantri/wati tidak diperkenankan untuk membawa handphone, uang, ATM dan sejenisnya. Dengan artian tidak boleh membawa hal-hal yang membantunya dalam game ini, sebab tujuan dari pada game ini sendiri adalah melatih mentalitas setiap mahasantri/wati dalam bermuamalah dengan berbagai macam sifat dan karakter Masyarakat. Mahasantri/wati diajarkan untuk kuat menghadapi penolakan konsumen, dilatih untuk menghancurkan mental blok dalam diri, serta belajar langsung bagaimana merasakan lika-liku dalam entrepreneur yang mungkin tidak semudah apa yang dibayangkan. 

 

Mahasantriwati angkatan III mendapatkan kesempatan untuk bermain terlebih dahulu dalam game ini yang dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Lantas dilanjutkan oleh mahasantri/wati angkatan III pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. 

 

Tepat pada pukul 07.30 WIB seluruh mahasantriwati berkumpul di Aula Cinta Quran Center (CQC) untuk menyimak beberapa rules dari Coach Azis terkait Survival Game Entrepreneur ini. Usai penyampaian oleh Coach Azis, dilanjutkan oleh Kang Fuad yang memberikan beberapa gambaran akan produk yang akan mahasantri/wati tawarkan kepada konsumen dalam game ini. Kang Fuad menyampaikan bahwa: “Sebagai pemilik produk, maka wajib baginya untuk memiliki keyakinan 100% akan produk yang ditawarkan. Sebab, bagaimana bisa meyakinkan konsumen, jika sang pemilik produk saja tidak ‘pede’ dengan produknya. Terlebih produk yang ada di CQC,  yang 100% keuntungannya akan disalurkan untuk operasional CQC.” 

 

Wajah-wajah mahasantriwati yang dihantui oleh rasa gelisah akan produk yang tidak terjual pun sedikit terobati dengan pesan dan motivasi yang disampaikan oleh Coach Azis dan Kang Fuad. Mahasantriwati semakin percaya diri dan yakin bahwa dalam dunia entrepreneur bukan hanya soal meraih profit semata.  

 

Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 08.00 WIB, itu artinya mahasantriwati akan memulai game survival ini. Sebelum berangkat menuju lokasi-lokasi yang telah ditentukan setiap kelompoknya, seluruh mahasantriwati diarahkan menuju Roteh untuk mengambil paket produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Paket produk tersebut berisi tiga buah roti hasil produksi Roteh, beberapa makanan dan minuman dari Cinta Quran Mart, serta sambal dari Dapur Santri. Setelah masing-masing mahasantriwati mendapatkan paket produknya, bergegas setiap kelompoknya menuju lokasi yang ditentukan sebab mengejar waktu dan tidak boleh terlambat kembali ke CQC. 

 

Beberapa lokasi yang telah ditentukan diantaranya ada Kampung Rawa Timur, Kampung Rawa Barat, Maleo, sekitar MRBJ (Masjid Raya Bintaro Jaya), Jombang, dan sekitar Senayan. Keenam kelompok pun menuju lokasi-lokasi tersebut dengan penuh semangat dan keyakinan akan produk yang dibawa. 

 

Setiap mahasantriwati menawarkan produknya kepada setiap target konsumen yang mereka temui di setiap lokasi masing-masing. Beberapa mahasantriwati sempat mengalami malu, takut, dan berbagai kegelisahan ketika hendak menawarkan produk. Namun mereka kembali diyakinkan lagi bahwa adanya game ini semata untuk mempersiapkan diri untuk masa depan nanti. Dari sini, mahasantriwati pun kembali bersemangat untuk terus menawarkan produk kepada para konsumen yang mereka temui meski beberapa kali menerima penolakan. Game ini pun melibatkan beberapa ustazah untuk mengawasi mahasantriwati di setiap lokasinya. 

 

Tak terasa waktu begitu cepat dan hampir pukul 10.00 WIB. Dari beberapa kelompok ada yang sudah ludes terjual, dan ada beberapa yang masih belum terjual, namun semangat tak pudar. Waktu pun terus berjalan dan menuntut setiap kelompok untuk kembali ke CQC. 

 

Sampai di CQC, seluruh mahasantriwati berkumpul di Aula CQC bersama Coach Azis. Dari game ini Beliau menyimpulkan bahwa: “Mungkin ini bagi kalian yang masih pemula cukup sulit, lelah, masih adaptasi dengan setiap penolakan yang ada. Maka dengan adanya game ini semoga melatih mahasantriwati dalam mengasah skil entrepreneur untuk bekal kedepannya. Akan ada banyak sekali hikmah dibaliknya,” tuturnya.  Coach Aziz juga menyampaikan beberapa hal termasuk program game-game selanjutnya, dengan level yang lebih menantang tentunya. 

 

Setiap mahasantriwati pun melepas dahaga dengan minum dan makan sambil cerita akan kisah pengalaman indah hari ini. Salah satu mahasantriwati yang bernama Siti Rahmadani menyampaikan bahwa; “Survival Game ini sangatlah berkesan dengan pengalaman yang ada didalamnya. Dapat insight baru karena biasanya cuma dapet materi saja, tapi kali ini bener-bener langsung praktek dan ternyata memang tak semudah materi yang ada,” ungkapnya.  

 

Mereka  menjual itu bukan semata untuk mendapatkan uang saja, namun mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di kelas sehingga ketika tidak terjual semua, hati mereka tetap bahagia.  

 

“Banyak juga pelajaran soal gimana berkomunikasi dengan berbagai macam orang. Harapannya dengan survival game ini ilmu yang dipelajari bisa melekat dan kedepannya menjadi lebih baik lagi serta ilmu yang didapatkan menjadi  bermanfaat bagi diri saya juga orang-orang disekitar saya, “ pungkasnya.  

 

Jazakumullah khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Pendidikan di Pesantren Cinta Quran Center. Semoga setiap jejak kebaikan Sahabat menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia. Selain itu Sahabat juga bisa mendukung Program Pendidikan di Sekolah Generasi Quran, dan Pesantren tuna netra melalui link berikut : https://syafa.at/re-paket-pendidikan        

 

Update Terkait