
Ibu Siti Maemunah biasa di sapa Ibu Emin (54 tahun) merupakan warga Kampung Cisalada, RT 004 / RW 006, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan - Kabupaten Bogor. Kesehariaan aktivitasnya seorang pedagang nasi uduk/kuning, yang ia Jalani setiap harinya di pinggir jalan raya Tajur - Ciawi.
Ia hidup diperantauan sudah 30 tahun lamanya, saat ini ia tinggal di daerah Tajur, dengan mengontrak sebuah rumah bersama keluarganya yang harus Ia bayar setiap bulannya 900 ribu rupiah.
Bu Emin seorang single parent, karena sudah ditinggal almarhum suaminya yang meninggal dunia karena serangan jantung, yang dialaminya pada tahun 2007 silam. Ia memiliki 5 orang anak, namun 2 orang anaknya sudah lama meninggal, dan saat ini Bu Emin tinggal bersama 2 orang anaknya diperantauan, karena anak perempuan satu-satunya sudah menikah dan tinggalnya jauh mengikuti suaminya.
Saat ini Ia hanya ditemani 2 orang anaknya, dimana anaknya yang ke 4 bekerja di salah satu warung/grosir bahan pokok di Ciawi, dan yang terakhir (bungsu) membantu Bu Emin berjualan setiap harinya.
Setiap hari Bu Emin berjualan nasi dengan gerobak dorong tanpa ada hari libur, karena mengingat kebutuhan hidup yang harus selalu tercukupi.
30 tahun Ia menjajaki usaha nasi tersebut dengan bermodalkan awal sekitar 1,5 juta rupiah, modal tersebut Ia belanjakan keperluan dagang yang akan dijualanya, bahkan gerobak yang Bu Emin pakai itu merupakan sewaan yang ia sewa seharga 600 ribu rupiah perbulannya.
Hasil dari berjualan nasi dan lauk pauknya ini Bu Emin mendapatkan hasil sebesar 250-300 ribu per hari dan itu harus Ia dapatkan karena dengan penghasilan tersebut, Bu Emin harus membaginya untuk modal esok hari dan sisanya dipergunakan kebutuhan hidup keluarga, bayar sewa rumah dan gerobak.
Setiap hari Bu Emin berjualan dibantu anak bungsunya, karena harus bergantian. Ketika Ia belanja keperluan dagang, anaknyalah yang membantu untuk jualan nasi tersebut. Persiapan dagang pun dimulai dari pukul 01.00 WIB (dinihari), Bu Emin harus rela bangun lebih awal untuk menyiapkan nasi yang akan dijual esok harinya dan mulai berjualan setelah salat subuh.
Sempat ada keluhan ketika tim Zakat100% bersilaturahmi ke tempatnya berjualan, belum sempat lama ini gerobaknya, ada orang iseng dan tidak bertanggungjawab merusak dan memecahkan kaca gerobak Ibu Emin, padahal gerobaknya sewa, entah siapa yang berbuat dzolim tersebut!
Semoga dengan bantuan modal usaha dari Program Zakat100% Bangun Negeri ini bisa membantu Bu Emin dalam menjalankan usahanya yang lebih baik lagi. Aamiin!