Kajian Perkantoran yang digelar pada Rabu, 19 Juni 2024, pukul 09.00 WIB di Labschool Cibubur – Bogor, membahas tema tentang : Meneladani Kisah Nabi Ibrahim SAW” berikut isi resumenya:     

 

Nabi Ibrahim A.S yang bahkan dengan kebaikan serta kesabarannya menghadapi berbagai ujian kehidupan mendapatkan gelar ulul azmi yakni gelar yang diberikan kepada para nabi yang memiliki keteguhan hati yang tinggi. Meski diterpa berbagai rintangan saat menjalankan tugas menyampaikan perintah Tuhan, mereka tetap sabar dan bertekad untuk mampu melewatinya. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita umat islam meneladani sifat-sifat dari nabi Ibrahim A.S tersebut sebagai panduan kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar kita senantiasa melakukan kebaikan dan percaya dengan kuasa Allah Swt.

 

Berikut sifat-sifat dari nabi Ibrahim As. yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :

 

1. Mempunyai Semangat Besar untuk Mencari Kebenaran Meskipun Ibrahim adalah anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai pembuat patung berhala, dia tidak lantas percaya begitu saja ketika dia tumbuh semakin dewasa. Dengan semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, Ibrahim meneliti dan memikirkan Tuhan hingga akhirnya menemukan Allah Swt sebagai Tuhan yang benar. Dia haus akan kebenaran dan tidak pernah menyerah untuk menemukan apa yang dia yakini sebagai kebenaran.

 

2. Menggunakan Akal dalam Mencari Kebenaran Ibrahim adalah sosok yang rasional dalam mencari kebenaran. Ketika dia mencari dan mengenal Tuhan, dia sempat berpikir apakah Tuhannya adalah matahari, bulan atau alam semesta? Dia tidak percaya bahwa berhala yang dibuat ayahnya seperti Tuhan karena itu tidak masuk akal baginya. Benda mati tidak dapat melakukan apa pun atau mengendalikan dirinya sendiri. Sementara itu, ketika Ibrahim mulai memahami hakikat Tuhan dan Sang Pencipta, Allah Swt juga menginstruksikan bahwa Tuhan adalah Allah Swt. Tidak ada hal lain yang menciptakan alam semesta dan manusia tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang karena Tuhan memiliki sifat immaterial yang berbeda dengan manusia.

 

3. Kesabaran dalam cobaan 

Allah Swt menguji Ibrahim berkali-kali. Dari ayahnya yang tidak ingin bersamanya untuk bersama percaya kepada Allah Swt, kesulitan dia dikaruniai seorang anak dan banyak masalah lainnya. Namun kesabarannya menganugerahinya dengan dua istri, Siti Hajar

dan Siti Sarah, untuk melahirkan anak-anak yang saleh dan menjadi pengikutnya dalam menyebarkan kebenaran.

 

4. Menempatkan Allah Swt Di Atas Segalanya Imannya kepada Allah Swt membuat Ibrahim menjadikan Allah satu-satunya tujuan dan memberi pembuktian kepada Tuhan dengan pengabdian dan iman yang kuat. Ismail yang merupakan anak kesayangannya saat itu, disuruh berkurban, ia rela melakukannya karena diperintahkan oleh Allah Swt. Sama halnya dengan Ismail. Nabi Ibrahim dan Ismail adalah bukti kesalehan. Cinta kepada keluarga dan orang-orang tidak dapat melebihi cinta kita kepada Allah Swt. Tentu sangat sulit dan tidak semua orang bisa menghadapinya. Namun, mereka berdua layak menjadi nabi dan namanya tercatat dalam Al-Quran karena ketakwaannya yang sangat kuat.

 

5. Berkomitmen pada jalan kebenaran Setelah mengetahui kebenaran, Ibrahim tidak tinggal diam. Ia pun berdakwah kepada jamaahnya dan mengajak jamaahnya untuk bergabung dengannya di jalan yang lurus. Dia juga menjadi penguasa yang adil dan berusaha membuat negaranya adil dan makmur. Hal ini seperti doanya yang tercatat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 126 :

 

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa: “Ya Allah, jadikanlah (keadaan Makkah) negeri yang aman dan berilah penghuninya rezeki berupa buah-buahan, itu termasuk orang-orang yang beriman. Kepada Allah dan Hari Akhir,” Dia (Allah) berfirman: “Dan kepada orang kafir Aku akan memberikan kesenangan sementara, kemudian Aku akan memaksanya ke dalam siksa Neraka, dan itu adalah tempat terburuk untuk kembali.”

Kita dapat mengikuti teladan Nabi Ibrahim untuk menjadi orang yang mencintai kebenaran, selalu meningkatkan ketakwaan, menjadikan Allah Swt tujuan kita dan mengabdikan diri untuk negara yang baik. Meski sulit, tentu itu salah satu perjalanan dan upaya kita untuk mendapatkan tempat terbaik bersama para nabi dan rasul di akhirat nanti.

Update Terkait