Pada hari Senin, 2 Desember 2024, Auditorium Ma’had Cinta Quran Center (CQC) dipenuhi oleh antusiasme mahasantri dan mahasantriwati dalam diskusi Bahtsul Masail edisi ke-28.
Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 WIB ini, mengangkat tema: “Doktrin Humanisme dalam Perspektif Islam: Studi Kasus Isu Masjid dan Pesantren Humanisme”. Diskusi ini menghadirkan berbagai pandangan kritis dari mahasantri dan mahasantriwati Ma’had CQC, yang terbagi dalam dua tim, yaitu: Tim BMM Ikhwan (mahasantri) dan Tim BMM Akhwat (mahasantriwati).
Diskusi diawali dengan pembahasan mengenai masjid sebagai ‘rumah besar untuk kemanusiaan’ dengan prinsip humanity is only one. Para peserta berdiskusi mengidentifikasi penyebab utama munculnya pandangan tersebut, di antaranya adalah paham pluralisme, nilai toleransi, dan pengalihan fungsi masjid. Fungsi masjid yang seharusnya menjadi rumah ibadah umat muslim, dalam beberapa kasus, mulai bergeser menjadi 'rumah besar kemanusiaan' yang inklusif bagi berbagai agama.
Selain itu, dibahas pula hambatan yang dialami pesantren dalam menjalankan misi pendidikannya. Pesantren yang pada dasarnya merupakan institusi tradisional untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam, kadang digunakan sebagai sarana pendukung dialog lintas agama dengan pendekatan inklusivitas dan nilai-nilai humanisme.
Diskusi berlangsung intens dengan berbagai argumen yang diutarakan, humanisme sendiri didefinisikan sebagai paham yang menekankan nilai dan martabat manusia di atas segalanya, menjadikan manusia sebagai ukuran kebenaran mutlak, dan merujuk moralitas kepada akal. Humanisme semacam ini timbul sebagai antitesis terhadap agama.
Kesimpulan dari diskusi ini menekankan bahwa masjid dan pesantren memiliki peran penting dalam kehidupan umat Islam. Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah bagi umat muslim, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan dakwah. Pendidikan, yang menjadi salah satu dasar terpenting dalam kehidupan, memiliki fungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia sekaligus memperkuat landasan moral. Dengan demikian, diharapkan tercetak generasi yang beretika dan berkarakter.
Humanisme yang menjadi pembahasan utama kali ini adalah humanisme sekuler, yaitu paham yang menjadikan manusia lebih utama daripada agama. Acara ini memberikan wawasan berharga kepada para peserta mengenai bagaimana Islam memandang doktrin humanisme, serta pentingnya menjaga fungsi masjid dan pesantren sesuai dengan ajaran Islam.
Semoga dengan adanya mahasantri dan mahasantriwati samakin luas wawasannya dan semakin mampu membuka pandangan umat islam yang hari ini telah dikaburkan oleh sistem yang rusak. Aamiin!
Jazakumullah khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Pendidikan di Ma'had Cinta Quran Center. Semoga setiap jejak kebaikan Sahabat menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.
Selain itu Sahabat juga bisa mendukung Program Pendidikan di Sekolah Generasi Quran, dan Pesantren tuna netra melalui link berikut : https://syafa.at/re-paket-pendidikan
Update Terbaru
Update Terkait
Cinta Quran Call
Belajar Quran, Setelah Terinspirasi Kisah Mati Suri !
10 bulan yang lalu . 449 viewsSyiar Quran Project
Menjadi Donatur Rutin & Tak Pernah Absen Ikut Amuh!
4 bulan yang lalu . 249 viewsIndonesia Bisa Baca Quran
Berantas Buta Aksara Quran, di Kulon Progo !
3 minggu yang lalu . 154 viewsPaket Wakaf