Kajian Perkantoran yang digelar pada Kamis, 6 Juni 2024, pukul 09.00 - 11.00 WIB di Majelis Taklim Al Khansa (Masjid Al Muslimun) membahas tema tentang : “Menyiapkan Anak Menjadi Dewasa”  Berikut resumenya:

  

Dalam ajaran Islam, pendidikan anak di mulai sejak berada dalam kandungan ibu sampai akhir hayatnya. Pendidkan tersebut diharapkan mampu melahirkan anak yang sesuai dengan nilai-nilai fitrahnya, sebagai manusia yang suci dan baik. Oleh sebab itu pendidikan harus berorientasi pada perbaikan budi dan ketakwaan.  

 

Sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Kemudian Kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya. Keculai bagi orang yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (lihat juga QS. al-Ashr dan juga al-Hadis).  

 

Sesuai dengan misi risalahnya, nabi Muhammad SAW. diutus oleh Allah SWT. untuk memperbaiki akhlak manusia (akhlak mahmudah). Dengan akhlak yang baik diharapkan tercipta kehidupan yang aman dan damai, jauh dari tindak kekerasan dan dishunanisme, sebagaimana sabdanya: “Aku diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia”. 

 

Sayyid Sabiq menjelaskan bahwa pendidikan adalah menyiapkan anak menjadi sehat secara jasmani maupun rohani, sehingga ia menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat untuk umat. Membina anak berarti membina manusia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani, oleh sebab itu pendidikan rohani (baca: akhlak) adalah sangat ditekankan dalam keluarga.  

 

Di sini peranan orang tua sangat besar sekali dalam membimbing dan membentuk kepribadian anak. Contoh teladan pendidikan anak dalam Islam adalah sebagaimana difigurkan dalam kisah Luqman. Dalam al-Qur’an Allah berfirman “Hai anakku, dirikanlah shalat, dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” ( QS. Luqman : 17-18).  

 

Dewasa ini tantangan yang dihadapi umat Islam Indonesia menyangkut persoalan modernisasi dan regenerasi. Modernisasi memang tidak sepenuhnya negatif, tetapi perlu diantisipasi dampak negatifnya. Modernisasi yang cenderung ke Barat-baratan (Westernisasi) dan sekularisasi harus segera ditepis, misalnya kecenderungan materialisme, individualisme, dishumanisme, dan segala macam isme yang bertentangan dengan Islam.  

 

Tanpa membenduang derasnya arus modernisasi, maka umat Islam akan hanyut dalam budaya sekuler dan tenggelam dalam tradisi jahiliyyah kedua. Bagaimana membendung kecenderungan negatif itu?. Di sini perlu memeberikan pendidikan Islam sejak dini bagi generasi muda Islam yang meliputi aqidah, syari’ah dan akhlaq. Pendidikan itu harus ditanamkan sejak dini dan mulai dari keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah. Disini pembinaan ummat/ generasi menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Lihat QS. At-tahrim : 6, As-syu’ara : 214, an-nisa’ : 9 ) 

Update Terkait