Rasulullah saw. adalah teladan kita dalam segala hal, termasuk dalam menyayangi anak-anak. Beliau selalu bersikap lemah-lembut kepada anak-anak, tak pernah berlaku kasar kepada mereka.

Baiknya perlakuan orangtua kepada anak-anak tentu akan berdampak positif. Sebaliknya, buruknya perlakuan orangtua kepada mereka akan berefek negatif. Karena itu tak salah jika dikatakan, ”Anakmu mengenalkan siapa dirimu!”Jika anakmu berbohong, itu karena engkau menghukum dia terlalu berat.Jika anakmu tak percaya diri, itu karena engkau tidak memberi dia semangat. Jika anakmu kurang berbicara, itu karena engkau tidak mengajak dia berbicara. Jika anakmu mencuri, itu karena engkau tidak mengajari dia memberi.Jika anakmu pengecut, itu karena engkau selalu membela dia. Jika anakmu tak menghargai orang lain, itu karena engkau berbicara terlalu keras kepada dia. Jika anakmu pemarah, itu karena engkau kurang memuji dia.Jika anakmu suka berbicara pedas, itu karena engkau tidak suka berbagi dengan dia. Jika anakmu suka berlaku kasar kepada orang lain, itu karena engkau suka melakukan kekerasan terhadap dia.Jika anakmu lemah, itu karena engkau suka mengancam dia. Jika anakmu suka menganggumu, itu karena engkau kurang mencium dan memeluk dia. Jika anakmu tidak mematuhimu, itu karena engkau menuntut terlalu banyak kepada dia.

Karena itu selayaknya kita memperlakukan anak-anak dengan perlakuan terbaik dan penuh kasih-sayang. Apalagi Rasulullah saw., sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Baththal, berkata, “Menyayangi anak kecil—memeluk, mencium dan berlemah lembut kepada dia—adalah amalan yang Allah ridhai dan akan Allah balas (di dunia dan akhirat).” (Ibnu Baththal, Syarh Shahîh al-Bukhâri. 9/211).